Disaat alam menghenbusjan nafas kehidupa,
Aferen mulai menuju pusat
Nenyaring O2 nenuju bronkus
Lembar diafragma mulai memecah rongga dada
Lapisan epitel mulai melemah
Organ efektor tak mampu lagi berkreasi
Terhempas racun CO2 yang menyerbu
Nerusak bintik-bintik retina
Mengguncah jantung yang berkonyraksi
Nerobek puing-puing paru-paru
Darah membeku tak mengalir
Otot kaku tak brgerak
O2 tak lagi berhembuskan keabadian
Namun CO2 yang telah merajai kehidupan
Menimbun tubuh ini hingga tergeletak
Merintih perih kepedihan
Polusi telah menyatu menjadi satu
Menggebu seribu manusia
Saat Tuhan menetapkan nur padanya
terungkap puja penuh pesona
teruntai mutiara kata
KepadaNabi makhluk termulia
Arasyi bergoncangriang genbira
Kursi semakin tenang berwibawa
Langit penuh sinar cahaya
Tahlil,tamjid dan istighfar dosa
Malaikat ucapkan gemuruh suara
itulah detik kelahiran Sang Baginda
Nabi yang menyimpan sejuta rahasia
Sebelum dan sesudah kelahirannya
Memancar keajaiban-keajaiban peristiwa
Nu'jizat yang membungkam musuh murka
Mulia sempurna akhlaknya
tertimbun gelora penuh cinta
menyala api rindu membara
kepada nabi Al-Musthafa
Bergetarlah nadi-nadi dalam jiwa
Hilanglah rasa duka nestapa
Bertabur aroma-aroma bahagia
Mengantar sang pencintanya
Menyelam dasar pada sanudera cinta
Hidup kekal di alam fana dan baqa,,,,,,,,,,,
Ketika mentari tak lagi memancarkan kehangatan,Terhembus secercah perih meronaKetika rembulan tak lagi memancarkan keheningan,Tersibat dusta yg bertakhtaManusia bernyanyi dalam kelaliman duniaMenghantarkan pada kedzalimanMengayuh hasrat mengabdi pada buaian dosaMenari dalam rayuan harkahBisikan indah dunia mulai melekat eratTak bergeming lagi kesejukan adzan,,,,,,,,,